Rabu, 28 September 2011
Taqdir
Selasa, 30 Maret 2010
Kaya Tapi Miskin
Begini ceritanya
"Ada sebuah keluarga miskin tinggal di sebuah vila yang miskin. Papinya miskin, Maminya miskin, anaknya miskin, kakeknya miskin, neneknya miskin, pembantunya miskin, tukang kebunnya miskin, babby sitternya miskin, sopirnya miskin, satpamnya miskin, semunya MISKIN.
Sabtu, 18 April 2009
3 Mahfudzot
Saya sekarang ini lagi getol membicarakan tentang "The Power of Word" sebagai bahan untuk motivasi. Para ahli motivasi di Indonesia selalu mempunyai semacam "key word" tertentu untuk membangkitkan motivasi diri sendiri dan orang lain. Andrie Wongso contohnya, punya kata sakti "Success is My Right" yang menjadi darah daging yang menginternal dalam dirinya, yang itu kemudian ditularkan kepada orang lain.
Ijinkan saya untuk memakai TIGA FORMULA SUKSES ala Mahfuzat tersebut untuk saya kembangkan dalam beberapa pelatihan motivasi saya ke depan. Pertama, adalah filosofi tentang KERJA KERAS. Sangat menarik apa yang dikembangkan oleh TUKUL (Empat Mata), yang mengedepankan "Kristalisasi Keringat" menjadi sebuah konsep wajib bagi orang sukses. Di dunia ini, hampir tidak ada orang yang sukses tanpa melalui kerja keras.
Bagi saya, definisi kerja keras itu sederhana. Jika orang lain membaca satu jam setiap hari, maka saya harus membaca dua jam setiap hari. Jika orang lain bekerja selama 8 jam sehari, maka saya harus bekerja 10 jam setiap hari. Intinya, jangan pernah menjadi orang yang biasa-biasa saja dalam bekerja. Man Jadda Wajada menginspirasikan konsep TOTALITAS, yang dalam bahasa Hermawan Kertajaya disebut sebagai "Sleep, Eat, Dream with Marketing".
Karena itu, pertanyaannya kemudian adalah "What Are You Dealing With?". Apa sih yang Anda sukai? Apakah Anda merasa enjoy dan senang dengan apa yang Anda kerjakan sekarang? Jika Anda merasa tidak senang ataupun tidak enjoy dengan apa yang Anda kerjakan sekarang, mungkin sudah saatnya untuk memikirkan "keluar", dan mencari pekerjaan yang Anda sukai. Karena Anda boleh jadi akan sukses, tapi jika tidak dibarengi dengan kesenangan, maka sukses Anda menjadi hampa.
Untuk bisa mengetahui saya senang atau tidak dengan pekerjaan saya, Stephen Covey menyebut agar kita "Begin with the end in mind", yang kurang lebih artinya "mulailah dari akhir". Ini mengenai nilai-nilai: "apa yang berguna bagi Anda dalam hidup". Hal ini mungkin menjawab mengapa seseorang itu ingin menjadi kyai, orang lain ingin menjadi politisi, sementara yang lain lagi ingin menjadi pengusaha, dosen, dan lain sebagainya. Jawabannya: "karena nilai-nilai yang dianut setiap orang berbeda".
Maka itu, konsep orang sukses menurut Gontor sebagai "orang yang mau mengajar, jadi kyai, walaupun di tempat terpencil, tanpa listrik sekalipun", bagi saya adalah dalam konteks nilai seperti ini. Ketika kita mempunyai manfaat bagi orang lain, di situlah kita ada.
Nilai-nilai yang ada dalam diri kita, akan menjadi acuan kita ini mau menjadi apa di masa mendatang. Itulah yang kemudian disebut sebagai VISI. Namun demikian, agar membumi, VISI ini kemudian perlu dijabarkan dalam berbagai tujuan dan target yang lebih terukur. Target yang terukur inilah, yang disebut "ad-darb", "jalan " dalam mahfuzat "Man Saara 'Aladdarbi Washala" di atas.
Kata-kata "Saara" dalam khazanah manajemen biasanya menyangkut TIGA HAL penting yang perlu dimiliki oleh seseorang dalam mencapai tujuan yang sudah dicanangkan. Tiga hal itu adalah KNOWLEDGE, SKILL, ATTITUDE. Knowledge menyangkut pengetahuan yang harus kita miliki tentang industri dan pengetahuan lain secara umum. Skill menyangkut keterampilan yang juga harus dimiliki, mulai dari kepemimpinan, komunikasi, hingga kemampuan teknis pekerjaan bersangkutan. Sementara Attitude menyangkut sikap mental, mulai dari keberanian menanggung risiko, bertanggung jawab, pekerja keras, nekat, dan lain-lain.
Menyinggung hal di atas, kebanyakan Alumni Gontor biasanya hanya memiliki Attitude, mulai dari sikap kerja keras, pantang menyerah, dan terkadang nekat. Tapi nah ini dia yang terkadang tidak disadari, Attitude itu tidak dibekali dengan knowledge dan skill yang memadai, karena memang itu mesti dicari sendiri oleh alumni Gontor. Karena itu, sebenarnya tidak ada hak bagi alumni Gontor untuk menyombongkan diri, karena selepas dari Gontor, sebenarnya journey itu baru dimulai. Tetapi, karena --istilah Pak Badri (alm)-- orang Gontor TAHU CARA BELAJAR, biasanya mereka belajar apapun itu akan cepat bisa, ya itu tadi karena attitude yang mereka miliki. Bayangkan betapa dahsyatnya kalau Knowledge Skill Attitude ini bisa menyatu pada diri seorang alumni Gontor.
Setelah tahu apa yang harus dikerjakan, konsep ketiga adalah menyangkut daya tahan, "endurance" terhadap berbagai tantangan hidup, itulah yang disebut sebagai "sabar" dalam "man shobaro dzofiro". Sabar dalam hal ini menyangkut daya tahan seseorang dan bagaimana ia menyikapi berbagai kegagalan dan tantangannya. Orang-orang sukses selalu mengalami kegagalan. Perbedaannya dengan orang yang tidak pernah sukses adalah biasanya, orang-orang yang tidak berhasil mundur dahulu setelah beberapa kali gagal, tidak kuat daya tahan hidupnya.
Karena itulah, hari ini saya masih bersyukur, di Gontor dulu, kita diberikan makanan yang "kripik tempe", yang kita sebut "triplek", Komas yang "Yahanu-nya" bukan main, Qismul 'amn yang sok nufudz, dan berbagai ketidakadilan dan ketidakenakan di Gontor. Mungkin itu ujian terhadap daya tahan dan adaptasi terhadap lingkungan yang tidak adil terhadap kita, karena ternyata kehidupan di luar ternyata memang lebih kejam dan lebih dahsyat.
Endurance, daya tahan, karenanya wajib kita latih terus menerus. Kalau hari ini belum berhasil, kita pelajari lagi mengapa itu tidak berhasil. Seperti proses penggalian emas, mungkin kita baru menggali katakan 30m, dan belum terlihat apa-apa. Bisa jadi, emasnya itu ada di galian pada meter ke 33, jadi, don't ever menyerah!
Tetap Semangat, Stay Cool: MAN JADDA WAJADA
Man Jadda Wajada
Dalam firman Allah Surat Ar rad ayat 11 ditegaskan : ” Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri ”.
Dari Alqur’an dan hadist tersirat bahwa pewujudan keadaan yang membuahkan hasil adalah
kemampuan manusia berpikir untuk meyakinkan dirinya yang terbaik sehingga dapat mewujudkan cita-cita, tentunya sebagai kemurahan Allah SWT. Berarti manusia tidak boleh mudah menyerah dengan tantangan, hambatan dan kesulitan hidup dan harus dijalani dengan rasa optimis.
Memang sifat manusia yang tidak tetap adalah cepat mengharap kebaikan namun cemas bila menghadapi kerugian.
Dalam firman Allah Surat An Anfaal ayat 74 dikatakan bahwa :
“ orang-orang yang beriman, orang-orang berhijrah, orang-orang berjihad pada jalan Allah, orang-orang yang memberikan tempat perlindungan dan pertolongan, mereka itulah orang-orang yang sebenarnya beriman, mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia”.
Beberapa kiat guna membangun keyakinan diri :
1. Hargailah dirimu dengan wajar.
Miliki konsep yang benar mengenai dirimu. Bukan hanya orang lain yang penting, tapi kamu
juga penting. Yakinlah bahwa kamu lahir ke dunia dengan potensi untuk meraih yang terbaik.
2. Ubahlah apa yang bisa kamu ubah, tapi terimalah apa yang tidak bisa diubah.
Rasa percaya dirimu akan terkikis kalau kamu terus memaksa perubahan atas apa yang tidak
bisa diubah.
3. Belajar bertanggung jawab terhadap perilaku.
Jangan mudah menyalahkan orang lain. Bertanggung jawab terhadap apapun yang dilakukan.
Katakan benar bila itu memang benar dan katakan dengan benar meskipun hal itu suatu
kesalahan, maka semua itu akan benar.
4. Bersikap positif terhadap kehidupan.
Ibaratnya hidup ini seperti air yang jernih, dan ia akan berubah warna tergantung warna apa
yang kamu tuangkan kedalamnya. Hidup ini ringan kalau kamu menganggapnya tidak berat.
Persoalan-persoalan kehidupan adalah senda gurau belaka, jangan dianggap sebagai racun
yang merusak dan melumpuhkan. Hidup ini bisa tampak indah sejauh mata tidak terfokus pada
awan yang kelabu.
5. Bacalah potensi diri.
Dengan keterbukaan potensi diri yang baik maka akan tumbuh kepercayaan diri.
6. Berani mengambil risiko.
To hope is to risk pain. To try is to risk failure. But risk must be taken, because the greatest
hazard in life is to risk nothing ( Leo FB). Seperti ungkapan Roosevelt : “The only thing we have
to fear is fear it self”. Jangan jadi penakut !!!
7. Bersikaplah realistis.
Hidup harus dijalani dengan apa adanya sesuai kemampuan diri jangan terlalu ingin melebihi
orang lain dengan cara yang tidak baik. Jalani dengan doa dan usaha maka akan memperoleh
yang terbaik.
8. Jadikan keresahan sebagai kawan.
Banyak peristiwa atau saat-saat dalam hidup yang membuat cemas / gelisah yang dapat
menimbulkan krisis kepercayaan diri. Ingatlah rasa cemas dan gelisah adalah “kawan” yaitu
desakan untuk beradaptasi dan berubah. Gunakan energi, kecerdasan, kewaspadaan daripada
membuangnya hanya untuk kecemasan yang berlebihan. Lebih baik hadapi tantangan secara
tegas dan berkesinambungan.
Rasa percaya diri yang kokoh harus dibangun di atas fondasi yang kuat yaitu keimanan. Dan
belajar bersyukur dalam segala keadaan. Hati yang penuh dengan ucapan syukur akan
membuat hidup lebih ringan, pikiran lebih jernih dan perasaan lebih nyaman sehingga
mengendalikan perasaan bukan lagi beban yang berat.
Islam
Islam
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini adalah bagian dari seri Islam |
Rukun Islam |
Syahadat · Shalat · Puasa Zakat · Haji |
Rukun Iman |
Allah · Al-Qur'an · Malaikat Nabi · Hari Akhir Qada & Qadar |
Tokoh Islam |
Muhammad SAW Nabi & Rasul · Sahabat Ahlul Bait |
Kota Suci |
Mekkah ·Madinah · Yerusalem Najaf · Karbala · Kufah Kazimain · Mashhad ·Istanbul |
Hari Raya |
Hijrah · Idul Fitri · Idul Adha · Asyura·Ghadir Khum |
Arsitektur |
Masjid ·Menara ·Mihrab Ka'bah Arsitektur Islam |
Jabatan Fungsional |
Khalifah ·Ulama ·Muadzin Imam·Mullah·Ayatullah Mufti |
Teks & Hukum |
Al-Qur'an ·Hadist · Sunnah Fiqih · Fatwa · Syariat |
Manhaj |
Salafush Shalih |
Mazhab |
Sunni Hanafi ·Hambali Maliki ·Syafi'i |
Syi'ah Dua Belas Imam Ismailiyah·Zaidiyah |
Lain-lain Ibadi · Khawarij Murji'ah·Mu'taziliyah |
Lihat Pula |
Portal Islam |
Indeks mengenai Islam |
|
Islam (Arab: al-islām, الإسلام dengarkan: "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama ini termasuk agama samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim. Dengan lebih dari satu seperempat milyar orang pengikut di seluruh dunia [1][2], menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen.[3] Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: الله, Allāh).[4] Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan"[5][6], atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.